Wednesday, January 25, 2006
my fave
Tuesday, January 24, 2006
runaway train
Like a firefly without a light
You were there like a blowtorch burning
I was a key that could use a little turning
So tired that I couldn’t even sleep
So many secrets I couldn’t keep
I promised myself I wouldn’t weep
One more promise I couldn’t keep
It seems no one can help me now,
I’m in too deep; there’s no way out
This time I have really led myself astray
Can you help me remember how to smile?
Make it somehow all seem worthwhile
How on earth did I get so jaded?
Life’s mystery seems so faded
I can go where no one else can go
I know what no one else knows
Here I am just a-drownin’ in the rain
With a ticket for a runaway train
And everything seems cut and dried,
Day and night, earth and sky,
Somehow I just don’t believe it
Bought a ticket for a runaway train
Like a madman laughing at the rain
A little out of touch, a little insane
It’s just easier than dealing with the pain
Runaway train, never going back
Wrong way on a one-way track
Seems like I should be getting somewhere
Somehow I’m neither here nor there
Runaway train, never coming back
Runaway train, tearing up the track
Runaway train, burning in my veins
I run away but it always seems the same
/soul asylum/
banget
Monday, January 23, 2006
marriage
benarkah menikah itu didasari oleh kecocokan? kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng..kalau sama-sama suka sop buntut berarti masa depan cerah...
(so that simple?)
berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek kiri dan kanan, menikah adalah persatuan dua manusia, pria dan wanita. dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya. kecocokan minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan segalanya akan lancar.. lalu apa?
menikah adalah proses pendewasaan, dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan berani. berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya. kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya?
harus ada komunikasi dua arah, ada kerelaan mendengar kritik, ada keikhlasan meminta maaf, ada ketulusan melupakan kesalahan, dan keberanian untuk mengemukakan pendapat.
sekali lagi menikah bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang memacetkan jalan
menikah adalah berani memutuskan untuk berlabuh, ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil-manggil
menikah adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu ruangan dimana ciuman, pelukan, dan hubungan cinta yang berkepanjangan hanyalah bunga
masalahnya bukanlah menikah dengan anak siapa, yang hartanya berapa, bukanlah rangkaian bunga mawar yang jumlahnya ratusan, bukanlah perencanaan berbulan-bulan yang akhirnya membuat keluarga saling tersinggung, apalagi kegemaran minum kopi yang sama...
menikah adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan kita. tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana anda bisa memahami orang lain... tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana anda bisa memperhatikan pasangan hidup ?
menikah sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam samudra, serta jiwa besar untuk menerima dan memaafkan
... dan sebelum aku menikah, harus yakinkan diriku sendiri, sudah siapkah aku untuk menyelam, menghadapi tekanan, mencari solusi, pun melihat keindahan coral ataupun misteri di laut dalam.. memberikan toleransi yang terdalam, sedalam samudera? sanggupkah...
(renungan bersama)
Thursday, January 19, 2006
time
aku ingin
Wednesday, January 18, 2006
evacuate
sometime happy sometime worry
sometime feelin' groovy
sometime become sadden
sometime nearly lonely
and that word keep talking
it takes certain amount of time
it could be unpredictable
the plan being failed
but
there's a hope
there's a proud
there's generosity
there's dedication
there's empathy
i must be tough i should find a way
Tuesday, January 17, 2006
va' dove ti porta il cuore
terbentang di hadapanmu
dan kau tak tahu jalan mana yang harus kau ambil,
janganlah memilihnya dengan asal saja, tetapi duduklah
dan tunggulah sesaat.
tariklah nafas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan,
seperti saat kau bernafas di hari pertamamu di dunia ini.
Jangan biarkan apa pun mengalihkan perhatianmu,
tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi.
berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkanlah hatimu.
lalu ketika hati itu bicara, beranjaklah,
dan pergilah ke mana hati membawamu...
(susanna tamaro dalam va' dove ti porta il cuore)