Arula Aswangga Azhar

Monday, January 23, 2006

marriage

benarkah menikah itu didasari oleh kecocokan? kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng..kalau sama-sama suka sop buntut berarti masa depan cerah...
(so that simple?)

berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek kiri dan kanan, menikah adalah persatuan dua manusia, pria dan wanita. dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya. kecocokan minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan segalanya akan lancar.. lalu apa?

menikah adalah proses pendewasaan, dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan berani. berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya. kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya?

harus ada komunikasi dua arah, ada kerelaan mendengar kritik, ada keikhlasan meminta maaf, ada ketulusan melupakan kesalahan, dan keberanian untuk mengemukakan pendapat.

sekali lagi menikah bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang memacetkan jalan

menikah adalah berani memutuskan untuk berlabuh, ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil-manggil

menikah adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu ruangan dimana ciuman, pelukan, dan hubungan cinta yang berkepanjangan hanyalah bunga

masalahnya bukanlah menikah dengan anak siapa, yang hartanya berapa, bukanlah rangkaian bunga mawar yang jumlahnya ratusan, bukanlah perencanaan berbulan-bulan yang akhirnya membuat keluarga saling tersinggung, apalagi kegemaran minum kopi yang sama...

menikah adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan kita. tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana anda bisa memahami orang lain... tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana anda bisa memperhatikan pasangan hidup ?

menikah sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam samudra, serta jiwa besar untuk menerima dan memaafkan

... dan sebelum aku menikah, harus yakinkan diriku sendiri, sudah siapkah aku untuk menyelam, menghadapi tekanan, mencari solusi, pun melihat keindahan coral ataupun misteri di laut dalam.. memberikan toleransi yang terdalam, sedalam samudera? sanggupkah...

(renungan bersama)

4 comments:

daydreamer said...

kamu pasti bisa my dear!!! hehehe
liat gw donk.. be strong! :D

arwen said...
This comment has been removed by a blog administrator.
arwen said...

hiks.. thank you for your support ma sist! love you always!!

tukangpot said...

ini gue yg buta huruf atau emang bener sama sih postingan hari ini??? hihihi kembar siam...