Arula Aswangga Azhar

Wednesday, April 02, 2008

rizki anak

Setelah 3 bulan masa cuti habis, mulai deh aku musti kerja lagi. Ngga tega banget sebetulnya ninggalin Arula, masih baru 3 bulan pula. Rasanya setiap mau berangkat kerja ngga tahan lihat air mukanya yang polos, sorot matanya yang jernih dan potensial banget pengen tau segala macam yang dia lihat dan dengar.

Tapi sayang sekali, potensi itu siapa yang mengarahkan kalau bukan orang tuanya ya. Dalam hal ini aku sebagai ibu-nya (pengennya sih dipanggil bunda, tapi nanti dia malah panggil ayahnya panda he..he..he..) mustinya stay beside him. Kalau aku kerja lantas siapa yang mengisi waktunya di siang hari? pengasuh? tapi terus terang aku ragu dan ngga comfort, karena mereka kan kemungkinan besar belum bisa/engga bisa mengarahkan potensi anak seperti apa yang seharusnya diberikan. Hire babysitter? yang smart dan attitude-nya bagus dan setidaknya bisa mengarahkan anak asuhnya kepada didikan yang baik, ada ngga? Kalaupun ada, pastinya muahal dong fee-nya. Dan sebetulnya itu semua adalah tugas ibu dan ayah/tugas bunda dan panda :-).

Sementara nih, kalau sore ibu pulang kerja, yang ada, anak sudah masuk waktu tidur sampai pagi, paling hanya ada waktu sabtu dan minggu untuk berinteraksi intens, ngasih arahan-arahan yang bener, belajar/bermain yang benar. Tapi rasanya sangat kurang deh, kalau hanya sabtu dan minggu saja. Dan kita kehilangan waktu 5 hari kerja untuk bermain (belajar) dengan anak tercinta.

Ah dilema.

Sementara ayahnya kerja, aku pun keliatannya masih perlu kerja. Pengennya sih berangsur-angsur kebutuhan keluarga bisa tercukupi tanpa aku harus kerja kantoran. Dan alhamdulillah, mungkin ini memang rejeki-nya anak, sekarang ayahnya ada penghasilan tambahan dari 2nd office-nya http://automaticforextrading.blogspot.com
setidaknya dalam 1 bulan biaya untuk nambah-nambahin beli susu bisa tercover :-) semoga saja kian hari kian bertambah rizkinya, jadi aku ngga perlu kerja kantoran lagi supaya bisa keep learn and play with him.

I hope :-)

1 comment:

Anonymous said...

Hi dear.
Aku terharu banget bacanya.
Memang itulah dilema seorang ibu...itupun terjadi pada diriku sekitar 2 tahun lalu. Dan Tuhan memberi petunjuk, aku bersyukur karena akhirnya tahun lalu aku bisa mengambil keputusan untuk mendampingi si kecil selama 24 jam di rumah, alias jadi ibu RT :) dan ternyata jadi ibu itu susah....harus banyak belajar lagi, dan tentunya teori2 yang ada sangat sulit diterapkan karena setiap anak punya karakter yang berbeda.

Yang sabar yach...kalau memang kamu niat jadi ibu penuh waktu untuk si kecil, semua pasti ada jalannya. Good luck new mom. (Arn)